Alhamdulillah, dengan izin Allah kami terus berupaya memberi pijakan kepada siswa dan siswi untuk kelak menjadi pribadi yang shalih dan shalihah
Berawal dari keinginan orang tua agar anak-anaknya menjadi putra putri yang shalih dan shalihah, beraqidah lurus sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka didirikanlah PAUD Abu Bakar Ash-Shiddiq pada tahun 2007. Pada awalnya kegiatan belajar-mengajar berlangsung di rumah wali murid secara bergantian. Setelah berjalan beberapa lama kami menyewa sebuah rumah untuk kegiatan KBM. Pada tahun 2009, sekolah mulai dinaungi oleh Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Imam Ahmad bin Hanbal dan berganti nama TKIT Anak Shalih. Alhamdulillah, pada tahun 2018 TKIT Anak Shalih mendapat izin resmi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dan mendapat NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional). Di tahun yang sama —atas izin dan kemudahan dari Allah— TKIT Anak Shalih memiliki bangunan sekolah sendiri. In sya Allah kami terus berupaya mengembangkan sistem dan fasilitas pendidikan dalam rangka mencapai visi sekolah.
Pendidik di TKIT Anak Shalih selalu berusaha menjadi teladan untuk anak-anak didik dan membimbing mereka memiliki karakter shalih dan shalihah. Para pendidik telah berkhidmat selama 4 hingga lebih dari 10 tahun di TKIT Anak Shalih. Untuk selalu memutakhirkan pengetahuan dan keahliannya, para pendidik senantiasa mengikuti kegiatan pengembangan profesi secara rutin seperti:
Setiap peserta didik TKIT Anak Shalih akan mendapatkan bimbingan pijakan dalam berkeyakinan, berbicara, dan berbuat. Secara bersamaan, kami juga membekali mereka dengan pijakan-pijakan dalam keterampilan hidup sebagai bekal melanjutkan pendidikan di jenjang selanjutnya. Dengan izin Allah, kurikulum TKIT Anak Shalih akan meluluskan siswa dan siswi dengan kompetensi sebagai berikut:
Mengetahui Allah sebagai Sang Pencipta, Pemelihara dan Pemberi Rezeki, Pemilik Nama yang Indah dan Sifat yang Agung, satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi; sehingga tumbuh rasa cinta kepada-Nya.
Mampu melaksanakan gerakan ibadah yang utama seperti bersuci dan shalat sesuai contoh Nabi Muhammad ﷺ dengan benar.
Mengenal adab-adab Islami sehari-hari seperti adab masuk dan keluar rumah, adab masuk dan keluar kamar mandi, adab makan dan minum, adab kepada orangtua dan guru, adab kepada teman, dan lain-lain.
Memiliki hafalan surat-surat pendek dalam Al-Quran serta mampu melafazhkannya dengan makhroj dan tajwid yang baik.
Hafal beberapa hadits terkait kegiatan keseharian.
Terbiasa membaca doa dan dzikir keseharian.
Mampu melakukan berbagai kegiatan tanpa bergantung kepada orang lain sesuai usianya dan memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan.
Mendapatkan stimulasi berbagai aspek tumbuh kembang sehingga siap secara fisik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan SD.
Di TKIT Anak Shalih, terdapat tiga pelajaran pokok pondasi agama Islam yang kami integrasikan ke dalam setiap program dan kegiatan pembelajaran sekolah.
Mengenalkan kepada siswa dan siswi mengenai Allah Rabb mereka, mengenalkan Nama-nama-Nya yang Indah dan Sifat-sifat-Nya yang Tinggi; agar tumbuh keimanan dan kecintaan mereka kepada-Nya, dan meningkat pengetahuan mereka bahwa hanya Allah satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi.
Mengenalkan kepada siswa dan siswi mengenai Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang diutus oleh Allah; agar tumbuh kecintaan kepada beliau dan menjadikan beliau teladan dalam kehidupan.
Mengenalkan kepada siswa dan siswi mengenai panduan agama Islam, yaitu Al-Quran yang Allah turunkan, Sunnah Rasul-Nya, serta pengamalan para Sahabat; agar mereka mempraktekkan ajaran Islam dengan benar.
Ketiga pelajaran pokok di atas terintegrasi dalam berbagai kegiatan untuk menyiapkan kemampuan dasar dan kemandirian para peserta didik. Diantara upayanya adalah memberikan stimulasi dan latihan terkait kemampuan dasar seperti:
Kami menggunakan konsep pembelajaran STEAM yang akan menstimulasi tumbuh kembang anak sesuai usianya dengan lima bidang ilmu, yaitu Science (Pengetahuan), Technology (Teknologi), Engineering (Teknik), Art (Seni) dan Mathematic (Matematika). Dalam pembelajaran STEAM, maka siswa dan siswi:
Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk melakukan kegiatan yang berbeda-beda dalam satu waktu pembelajaran. Siswa-siswi diberikan peluang untuk mengembangkan kecakapan sosial seperti menunggu giliran, meminta izin menggunakan media belajar; sambil mengembangkan kecakapan kognitif berupa tema dan kegiatan yang menyenangkan saat itu.
Pembelajaran Kelompok menyediakan lingkungan untuk melatih kemandirian dan tanggung jawab para siswa dalam memilih kegiatan dan bagaimana mereka berupaya menyelesaikannya. Di TKIT Anak Shalih, pembelajaran STEAM tercakup dalam 5 kegiatan pengayaan berikut:
Siswa dan siswi membutuhkan banyak pengalaman eksplorasi lingkungan sekitar melalui indranya sebagai fondasi proses belajar di masa depan. Program Pengenalan Lingkungan memberikan pengalaman eksplorasi lingkungan kepada siswa dengan guru sebagai pendukung dalam setiap prosesnya.
Loose Parts adalah bahan yang dapat dipindahkan, dibawa, digabungkan, dirancang ulang, dipisahkan dan disatukan kembali dengan berbagai cara. Siswa-siswi mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan pengalaman bermain berdasarkan ide dan tujuan yang mereka miliki menggunakan media Loose parts. Kegiatan Loose Parts melatih konsentrasi, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, serta menstimulasi aspek perkembangan sosial emosional, kognitif, dan fisik motorik anak.
Program Pra Literasi dan Pra Numerasi mengenalkan siswa-siswi bahasa lisan, buku, huruf, kata, tulisan dan konsep matematika sederhana melalui kegiatan main yang menyenangkan. Kegiatan Pra Literasi dan Pra Numerasi menstimulasi aspek perkembangan kognitif dan sosial emosional yang dibutuhkan anak usia dini.
Kegiatan proyek menstimulasi peserta didik untuk memusatkan perhatiannya, yang akan membekali mereka untuk siap belajar di jenjang pendidikan selanjutnya. Aspek perkembangan seperti sosial emosional, kognitif, dan fisik motorik menjadi terlatih dengan kegiatan main proyek.
Anak usia dini membutuhkan stimulasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya tentang berbagai hal. Kegiatan eksperimen menyediakan berbagai percobaan sederhana yang menyenangkan terkait yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kegiatan ini menstimulasi siswa dan siswi untuk mengembangkan aspek keterampilan sains dasar seperti mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, melakukan, menemukan, dan menyampaikan temuannya.
Kami menggunakan model pembelajaran klasikal yang memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk mengikuti arahan guru secara bersamaan. Dengan model pembelajaran ini, peserta didik dilatih untuk menyimak guru. Guru dapat mengamati setiap peserta didik dan memastikan mereka mendapat stimulasi yang bersifat individual.
TKIT Anak Shalih berperan dalam menyediakan lingkungan yang kaya stimulasi bagi para peserta didik agar dapat memahami pokok ajaran Islam sesuai usianya. Bimbingan dan penerapan adab Islami sehari-hari seperti adab kepada orang tua, guru, dan teman teman di sekolah, adab berkunjung, adab makan, adab masuk dan keluar toilet, serta adab lainnya dikenalkan dalam pembelajaran di kelas dan dipraktekkan secara langsung.
Dengan bimbingan guru, anak belajar untuk melakukan ibadah yang sesuai dengan Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Melalui kurikulum dan praktek yang sesuai tahap perkembangan anak, siswa dan siswi akan belajar:
Peserta didik mendapatkan bimbingan langsung membaca Al-Qur’an (Iqro) dari guru. Kegiatan menghafal hadits dan doa dilakukan secara berkelompok. Para peserta didik menghafal secara bertahap dari lafal arab arti dan riwayatnya. Guru menyampaikan maksud dari hadits dan doa agar difahami maknanya dan diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap siswa dan siswi menghafal Al Quran secara talaqqi sesuai tingkat hafalannya dan memuroja’ah atau mengulang hafalan bersama dengan guru dan teman-teman di kelas.
Anak semenjak dini perlu pembiasaan adab makan sesuai dengan sunnah. Kegiatan makan sehat akan memberikan pengalaman anak untuk terbiasa makan-makanan sehat dan menumbuhkan sikap mandiri dengan melakukan praktik hidup sederhana seperti menyiapkan makanannya sendiri dan merapikan peralatan makan yang sudah digunakan. Rasa percaya diri anak juga akan tumbuh dengan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa atau dengan sedikit bantuan sesuai tahap perkembangan usianya.
Dalam satu pekan, siswa dan siswi masuk sekolah sebanyak lima hari, dari hari Senin sampai Jumat. Pada hari Senin hingga Kamis jadwal KBM berlangsung dari pukul 08.00 s.d 10.15 untuk KB, dan pukul 08.00 s.d 11.00 untuk TK A dan TK B. Adapun sedangkan pada hari Jumat kegiatan berlangsung dari pukul 08.00 s.d 10.00 untuk KB, TK A dan TK B. Kegiatan sehari-hari di sekolah adalah sebagai berikut
Anak-anak memerlukan banyak pengalaman yang menstimulus perkembangannya untuk menumbuhkan keshalihan dan kemandirian. Beberapa kegiatan belajar yang menyenangkan dilaksanakan di luar lingkungan sekolah menambah pengalaman peserta didik; sekaligus berlatih senantiasa menerapkan adab Islam di manapun berada.
Kegiatan outing class memberikan pengalaman belajar di luar kelas yang menyenangkan dan menumbuhkan karakter pembelajar. Kegiatan kunjungan sesuai tema pembelajaran dapat meningkatan pencapaian perkembangan anak.
Kegiatan Outing Class dilaksanakan sebanyak dua kali dalam satu tahun pelajaran. Beberapa tempat yang telah dikunjungi antara lain Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Senjaya, Pelita Desa Ciseeng, Klinik Gigi, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor, AgriPark Taman Kencana, Kebun Raya Bogor, Polsek Ciomas, Dominos Pizza, Happy Land, serta Kampung Horta.
Kegiatan manasik haji diikuti oleh para peserta didik bersama sekolah-sekolah Islam lainnya yang dilaksanakan di SDIT Anak Shalih Bogor. Para peserta mendapatkan pengalaman mengenal ibadah haji dan berinteraksi dengan teman-teman dari sekolah lain.
Berenang tidak hanya memberikan stimulasi motorik fisik (motorik kasar), akan tetapi juga mengenalkan ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kegiatan ini menjadi sarana mempraktekan hadits yang dipelajari untuk menjadi muslim yang kuat sejak dini, mengenalkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat kesehatan, dan peneladanan adab bepergian sebagai anak muslim yang mandiri dan pembelajar.
Orangtua memegang peranan kunci dalam pendidikan anak, tumbuh kembang dan pendidikan anak sangat dipengaruhi oleh tingkat keterlibatan orangtuanya. Di TKIT Anak Shalih, orang tua/wali siswa turut berperan akltif dalam kegiatan pembelajaran. Sinergi antara sekolah dan orangtua siswa akan mendorong tercapainya visi tumbuh kembang siswa.
Kegiatan parenting memberikan kesempatan kepada orangtua dan guru untuk bersinergi memiliki pola pikir yang sama dalam pendidikan anak; belajar tentang aqidah yang benar dan kiat menanamkannya dalam diri anak, serta terkait pengasuhan anak.
